Memahami Cara Berpikir Allah

Dalam banyak hal, manusia sering kali tidak mampu memahami apa yang telah dikerjakan Tuhan dari awal hingga akhir. Seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 3:11: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Sering kali manusia berpikir bahwa kebahagiaan berasal dari kekayaan dan hidup yang serba berkecukupan. Namun, kenyataannya, justru kekayaan dan kelimpahan sering kali membuat manusia menjadi kurang peduli, tidak menghargai hal-hal kecil, serta kehilangan makna sejati dalam kehidupan. Ketika hidup hanya berorientasi pada keuntungan, kita melupakan proses pembentukan karakter dan tujuan keselamatan yang Tuhan kehendaki.

Firman Tuhan mengajarkan hal yang berbeda: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan” (Lukas 6:20-21). Mengapa demikian? Sebab dalam keadaan miskin dan lapar, kita diajar untuk lebih rendah hati, menghargai setiap pekerjaan sekecil apa pun, dan mensyukuri setiap berkat yang Tuhan berikan, sekecil apa pun itu. Kesulitan hidup mendorong kita untuk berpikir kreatif, berusaha lebih keras, dan semakin bergantung pada Tuhan.

Cara Berpikir Allah Berbeda dengan Cara Berpikir Manusia Allah memiliki cara kerja yang berbeda dengan manusia. Manusia cenderung menilai sesuatu berdasarkan penampilan luar, tetapi Tuhan melihat hati. Seperti yang tertulis dalam 1 Samuel 16:7: “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”

Hati seseorang akan teruji melalui perbuatan dan karya, sementara penampilan bisa menipu. Oleh karena itu, kita diajak untuk memahami cara berpikir Allah, yaitu dengan pola pikir yang berlawanan dengan logika dunia:

1. Memahami Firman Tuhan – Firman Tuhan adalah kebenaran yang membimbing kita memahami rencana-Nya yang sering kali tidak masuk akal menurut dunia.

2. Cara Berpikir Terbalik – Tuhan sering kali bekerja dengan cara yang bertentangan dengan pemikiran manusia. Dalam kelemahan, justru ada kekuatan. Dalam kekurangan, justru ada berkat yang lebih besar. Dalam penderitaan, ada pengharapan yang mendewasakan iman kita.

Ketika kita memahami cara berpikir Allah, kita akan belajar untuk bersyukur dalam segala keadaan. Baik dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, sukses maupun gagal—semuanya Tuhan pakai untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya (Roma 8:28). Dengan pola pikir seperti ini, kita akan lebih mudah menjalani hidup dengan iman, pengharapan, dan kasih.

Kiranya renungan ini meneguhkan kita untuk terus belajar melihat hidup dari sudut pandang Tuhan, bukan hanya dari sudut pandang dunia.

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua, Amin.

Johanes Imanuel Tuwaidan (Dari GKI PALSIGUNUNG)

related links
Perayaan Natal Pemuda GKPS Pansur dengan RBM

Irencana hon RBM do adong Pusat Rehabilitasi aima na gabe ianan pelatihan, perkantoran, terapi pendidikan pnl. Domma dong lahan na Read more

HUT RBM GKPS ke 7, Plt Wali Kota Siantar: Penyandang Disabilitas Tetap Menjadi Perhatian Kami

[caption id="attachment_355" align="alignnone" width="696"] Plt Wali Kota Siantar, Susanti Dewayani saat melepas peserta pawai.

  Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Read more

HUTAN TANAMAN INDUSTRI, KERA DAN KEGAGALAN PANEN

Masyarakat pedesaan berakar pada pertanian seperti masyarakat di sekitar daerah pelayanan GKPS Resort Horisan Tambun Raya.  Di tengah rencana strategis Read more

Facebook Comments